|| Zzammzz Blogs
RESENSI BUKU
Judul buku : Kepalaku ditembak hanya untuk bisa sekolahPenulis : Hendri F. Isnaeni
Penerbit : Zaytuna
Cetakan : I, Januari 2013
Tahun : 2013
Pengantar : Ada
Tebal buku : 100 lembar
Hendri F. Isnaeni menulis buku yang berjudul “Kepalaku ditembak hanya untuk bisa sekolah”. Didalam buku ini pembaca akan dibuat lebih menyentuh hati nurani dan juga menggetarkan kesadaran akan pentingnya pendidikan. Buku ini memuat isi tentang perjungan Malala Yousafzai, gadis kecil berumur 11 tahun yang mempertaruhkan nyawanya dengan ditembak oleh pasukan Taliban untuk memperjuangkan hak Sekolah Perempuan di Negaranya.
Dari 100 halaman, yang menjadi titik berat buku itu bagi saya adalah “Aku meykinkan teman-temanku dan teman sekelas lainnya tentang pentingnya pendidikan dan mengatakan kepada mereka bahwa pendidkan dasar kita akan menentukan masa depan kita” kata Malala (halaman 80). Kalimat tersebut dapat ditemukan pada bab Penghargaan Untuk Keberanian.
Buku yang berjudul Kepalaku ditembak hanya untuk bisa sekolah tersebut menceritakan tentang kehebatan seorang gadis yang bernama Malala (seorang gadis yang lahir pada tanggal 12 Juli 1997 di Mingora, Lembah Swat). Pada akhir 2008, Malala ditunjuk sebagai Penulis buku harian Sang Bunga Jagung. Pada tanggal 22 Desember 2009, tampaknya karir Malala sudah mulai dijalankan. Malala duduk dikursi panggung yang dibelakangnya terdapat spanduk yang bertuliskan Majelis Anak Distrik Swat.
Pada tahun 2011 Malala dimasukkan disalah satu dari lima nominator Internasional Children’s Peace Prize. Malala terpilih sebagai Runner_up yang menyatakan bahwa Malala telah berfokus pada hak atas pendidikan untuk anak perempuan yang ditentang oleh Talibanisasi di Pakistan. Pada tanggal 9 Oktober 2012 di kota Mingora, Distrik Swat, Pakistan bus sekolah diberhentikan oleh pasukan Taliban yang mencari anak yang bernama Malala, setelah menemukannya tanpa ada rasa ragu, taliban langsung memuntahkan peluruya dibagian kepala dan dua peluru lainnya melesat dileher Malala. Ia berani menentang Taliban hanya untuk memperjuangkan hak pendidikan bagi ribuan anak perempuan dinegaranya. Sehari setelah penembakan tersebut, kelompok Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangannya terhadap Malala dan mengancam akan menyerangnya lagi jika ia masih bertahan hidup.
Pada tahun 2015 mendatang adalah batas waktu untuk memastikan bahwa semua anak Pakistan akan bersekolah. Kampanye akan segera diperbarui dan diselenggarakan kembali oleh keberanian Malala. Tetapi hal itu hanya dapat diwujudkan dengan tindakan semua pihak.
Ashfaq Ahmed mengatakan bahwa pentingnya pendidikan tidak bisa dipungkiri. Oleh sebab itu, kita harus mengejar pendidikan itu setinggi mungkin. Di Negara kita tidak ada larangan untuk sekolah bagi siapa saja, jadi kita harus mengejar pendidikan itu sejauh mungkin. Kita dapat belajar banyak dari Malala Yousafzai.
Kelemahan buku ini terletak pada kertasnya yang terlalu tipis dan berwarna kekuningan, model tulisannya (font) kurang menarik, ada satu kata yang salah ketik dan banyak nama tokoh/pelaku yang sulit dibaca. Sedangkan kelebihannya terletak pada kreativitas Cover, penataan fotonya yang menarik, isinya yang sangat menarik dan mengharukan dan cara penyampaiannya yang langsung menuju pada pembahasan sehingga mudah dimengerti.
Saya rasa, buku ini patut dibaca oleh semua orang yang memiliki rasa Ketuhanan, Kemanusiaan, serta mendambakan masa depa yang cemerlang. Karena setelah membaca buku ini, kita dapat terinspirasi dan sadar akan bertapa pentingnya suatu pendidikan yang akan menunjukkan kecerahan masa depan dalam hidup kita.
Buku ini memiliki nilai pendidikan yang tinggi, sehingga banyak memiliki kata-kata yang mengispirasi kita untuk menyadari akan pentingnya suatu pendidikan. Pendidikan akan membawa suatu negara maju dan membangkitkan suatu bangsa dari suatu keterpurukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar